menelusuri kisah mukhairiq
Ibnu Ishaq berkata, “Salah seorang yang terbunuh dalam perang Uhud adalah Mukhairiq. Ia berasal dari Bani Tsa’labah bin Fathyaun. Saat perang Uhud akan pecah, ia berkata, ‘Wahai orang-orang Yahudi, demi Allah, kalian tahu bahwa kalian wajib menolong Muhammad.” Mereka menjawab, ‘Sekarang ini hari sabtu’. Ia menjawab, ‘Tak ada lagi hari Sabtu bagi kalian’. Lantas Mukhairiq mengambil pedang dan perlengkapan perangnya. Ia berkata, ‘Jika aku mati, hartaku milik Muhammad. Ia boleh melakukan apa pun sekehendaknya’. Kemudian, pagi-pagi ia mendatangi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ia berperang di pihak beliau hingga terbunuh. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda –sebagaimana berita yang sampai kepada kami, ‘Mukhairiq adalah orang Yahudi terbaik’.” Demikian Ibnu Ishaq menceritakannya tanpa sanad.
Ibnu Sa’ad meriwayatkannya dari Waqidi, sedangkan Waqidi ialah perawi matruk. Dan dalam Al-Ishabah, Ibnu Hajar menyandarkan riwayat ini pada Umar bin Syabbah dari Zuhri secara mursal. Dalam sanadnya ada Abdul Aziz bin Imran, ia seorang perawi matruk (yang tidak diambil hadisnya pen.) menurut mayoritas ulama hadis. Ibnu Hajar juga menyandarkan riwayat ini pada Zubair bin Bakkar dari Muhammad bin Hasan bin Zabalah, ia juga perawi matruk. Al-Hafizh berkata, “Mereka mendustakannya.”
Andaikata kisah ini benar, maka maksud sebaik-baik orang Yahudi adalah terbatas dalam perang itu. Sebab, kita tahu bahwa sebaik-baik orang Yahudi yang masuk Islam adalah Abdullah bin Salam. Bukhari meriwayatkan dalam Shahihnya dari Sa’ad bin Abi Waqqash yang berkata, “Aku tidak pernah mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada seseorang yang masih berjalan di muka bumi (masih hidup) bahwa ia termasuk surga selain pada Abdullah bin Salam.”
Sumber: Masyhur Tapi Tak Shahih Dalam Sirah Nabawiyah, Muhammad bin Abdullah Al-Usyan, Zam-Zam, Cetakan 1 April 2010
Post a Comment for "menelusuri kisah mukhairiq"